Suara rintik hujan terdengar begitu syahdu sore ini. Hawa kesejukan berhembus perlahan mengitari seluruh pelataran rumah. Suasana seperti ini membuatku ingin menikmati yang hangat-hangat. Kalau tak bakso, ya soto atau mie ayam. Meski aku paling sadar, kalau tak ada yang lebih hangat ketimbang kasih sayang hehehe
Aku masih ingat, beberapa tahun yang lalu ia masih setia disini, sesekali menemaniku menikmati hidangan yang hangat ataupun dingin. Sesekali juga ia menemaniku berbagi sedikit rizki kepada orang yang lebih membutuhkan. Dan aku sangat menikmati kekompakan kita akan kata "BERBAGI TERHADAP SESAMA", setidaknya kala itu. Kala kita masih bersama.
Hem, pelataran basah bersimbah airmata langit. Dingin yang tertinggal merambat ke sumsung tulang. Entah apa yang ada dibenak manusia bila dihadapkan pada situasi seperti ini? yang jelas aku tidak akan ambil pusing, karena aku menikmati saat-saat dimana jari jemariku menari lentik lewat aksara tak bertuan.
Cinta.... Cinta itu sebenarnya sederhana. Hanya saja terkadang beberapa orang yang membuatnya menjadi rumit. Sejatinya cinta adalah sekerlip cahaya terang di kegelapan malam. Cinta adalah cahaya yang menerangi bintang-bintang yang redup, dan cinta adalah cinta. Yang berdiri sendiri dan teguh hati. Yang tidak hanya dinilai dari dua pasang mata yang saling bertatapan, melainkan dua pasang mata dan pemikiran yang sama-sama memandang keluar, kearah yang sama.
Semua yang pernah dekat pada akhirnya akan tersingkir pada satu orang yang bilang akad
Semua yang bilang sayang akan kalah sama yang berani meminang
Dan semua yang pernah menjadi begitu spesial dipikiran
Akan luntur sama yang mengajak bersanding di pelaminan
Barakallah....
By. Alyssa Soebandono
Sementara aku tetap disini, tak bergeser sejarakpun
Menundukkan kepala untuk meresapi ketulusan sebuah cinta
Matahari inipun masih sama dengan yang lalu
Langit inipun masih sama dengan yang waktu itu
Dan cinta inipun masih sama dengan cintaku yang lalu
Padamu............
No comments:
Post a Comment