Thursday 29 May 2014

Untaian Kata Sang Penari "KEMERDEKAAN"

Cuaca cukup panas siang ini, namun sesekali diselingi mendung yang datang tanpa diundang. Sesekali juga berderai rintik hujan membasahi mayapada. Perlahan deras, namun reda menghilang begitu saja. Hem, kiranya cuaca hari ini sedang bermain petak umpet saja kepada para penghuni bumi hehehe

Beragam rasa menghinggapi hati manakala cuaca berubah-ubah seperti ini. Namun tergantung para pemilik hati juga, mau bermanja-manja dengan cuaca ataukah melawan arus? Dan bila ditanyakan kepadaku, aku memilih apa? maka aku akan memilih menari dengan arransement musik penuh aksara. Damai, tenang lincah dan bersemangat.

Menari, begitu aku menyebut menulis dalam dunia mungilku ini. Aku sering menyebutnya begitu karena pada dasarnya aku dulu memanglah seorang penari. Meski bukan seorang penari profesional yang berhasil melanglang buana ke berbagai penjuru dunia, namun aku tetaplah pernah menjadi seorang penari. Dan aku yakin semua penari akan sepakat dengan kata-kataku. Bahwa, meski tak menari lagi dalam artian sesungguhnya namun jiwa penari itu akan selalu bersemayam dalam sanubari.

Menulis dan menari adalah dua dunia yang menyatu dalam dunia mungilku. Begitu juga dengan dunia-dunia lain yang perna aku singgahi ataupun sempat aku tekuni. Yang jelas, berbagai dunia itu telah memberi warna pelangi dalam hidupku. Indah sekali..........

Aku ingin menari kali ini, namun aku tak tau tarian apa yang hendak aku tarikan. Sekedar untuk meraba-raba tarian apa saja, aku tak bisa. Padahal jari jemariku berontak ingin pemanasan, dan tebak, inilah tarian sederhana yang bisa aku tarikan untuk turis-turis yang berkunjung ke negeriku.

Hem, aku jadi ingat, semalam aku membaca kitab detektif. Meski sedikit membingungkan kisahnya, namun menarik karena kisah seperti itu tentu akan membuatku makin cerdas lewat cara pemecahan kasusnya yang tidak bisa ditebak. Terlebih lagi, akhir kisah yang membuatku hampir salah terka. Benar-benar menarik membaca kitab seperti itu, dan sempat terbersit dihatiku untuk membuat kitab seperti itu. Namun masih aku urungkan karena kitab seperti itu tidaklah gampang. Terlebih aku tidak mempunyai pengalaman apa-apa tentang hal itu. Aku hanya seorang "PENULIS MERDEKA" dalam duniaku yang penuh "KEMERDEKAAN" ini.

Kitab, begitu aku menyebut buku, novel atau sejenisnya. Dan penyebutan Kitab mungkin hanya akan ada di dunia mungilku ini. Karena ini duniaku jadi aku bebas hendak menggunakan istilah apa. Aku bebas hendak menggunakan bahasa apa, karena ini duniaku, aku yang berkuasa disini. Dan kurasa kalianpun akan setuju dengan pendapatku.



Menari, aku ingin menari kawan
Lirikanku kemana aku sudi
Lenggokanku dimana aku mau
Kugoyang semasa ada alunan musik dalam jiwaku

Senyumku bukan dari warna gincu
Meski pipiku merona aku bukanlah manja
Parasku kawan, hanya paras yang bergegas memetik nafas 
Sampai tarikan terakhir yang aku sanggupi

Wangi melati dirambutku 
Tak lain tak bukan menebar kemerdekaan
Dan berhenti menebar bila semilir angin terhenti seketika
Seketika disaat aku tak lagi mampu menari

Tangisku kawan, bukan tangis biasa
Melainkan tangis yang menitik dari mata indah bola pimpong
Mata yang menyaksikan tiap detik kehidupan
Mata yang seringkali basah semaunya sendiri
Tak peduli, namun aku tetap akan menari

Aku adalah penari
Dan aku akan terus menari.............


No comments:

Cara Cek Menu Catatan di Facebook Versi Terbaru 2020

Halo semuanya apakabar? Lama ya tak jumpa. Oh ya, kali ini Rey akan berbagi pengalaman dengan kalian mengenai kejadian yang baru saja Rey al...