Dengan bangga, 103,3 Fm mempersembahkan, sandiwara radio “Andai Waktu
Dapat Kembali”
Cerita ini hanya rekayasa belaka yang terinspirasi oleh
cerita perjuangan seorang perempuan bernama R.A Kartini, sekiranya menyimpang
dari cerita asli, tolong harap maklum.
Adapun tokoh-tokoh yang terlibat dalam sandiwara “Andai Waktu Dapat
Kembali” adalah simbah sebagai Pak Sugeng, piko sebagai Abid, Dewi sebagai Mar,
Aya sebagai Bu Nur, Tama sebagai Nurito. Peran pembantu, Hasan sebagai Ahmad, Fifi
sebagai Diah, Tyas sebagai Wardani, Dara sebagai Ning, Lia sebagai Yuli.
Prolog
Hidup adalah suatu rangkaian perjalanan waktu dengan untaian peristiwa
di dalamnya. Kebahagiaan dan kesedihan datang silih berganti dalam mengiringi
cita dan cinta yang kita harapkan. Andai Waktu Dapat Kembali…kisah anak manusia
yang hidup terkekang karena kentalnya budaya dan keadaan ekonomi yang pas-pasan
sehingga cita-citanya tidak kesampaian. Keinginannya untuk menuntut ilmu
ditentang oleh ayahnya. Bagaimana kisah selengkapnya tentang drama Andai Waktu Dapat Kembali, mari kita dengarkan bersama-sama…
Adegan I Mar, Ibu
Soundtrack / musik tradisional jawa
Sore itu dihalaman belakang rumah, Ibu sedang bercakap-cakap dengan Mar.
Ibu : “Ada apa to nduk, kok
melamun saja? Ada
masalah apa to? ”
Mar : “Ga ada
apa-apa kok bu”
Ibu :
“Ga ada masalah kok ekspresi wajah kamu jelek sekali seperti ini, apa ini ada
hubungannya dengan perkataan bapakmu kemarin?
Mar :
(menarik nafas sejenak kemudian dihembuskan) “Ga taulah Bu”
Ibu :
“Mar…Bapakmu orangnya memang kolot, orangnya keras kepala, tapi percayalah
nduk, bapakmu bersikap begitu karena memang adat istiadat kita yang sudah dari
sononya begitu, kita ini orang jawa nduk, dan terlahir menjadi seorang
perempuan yang harus nurut sama suami, ibaratnya dalam pepatah jawa mengatakan
“wong wadon kui nduk, bebasane swargo nunut neroko katut”
Mar :
“Tapi bu… apa salah kalau Mar ingin menuntut ilmu lebih tinggi lagi? “
Ibu :
“Yo ndak to nduk, tapi ekonomi kita sepertinya tidak memungkinkan, perempuan
itu harus 3 M (masak, macak, lan manak), perempuan pada akhirnya ya kembali ke
dapur dan menjadi seorang ibu rumah tangga, yang hanya bisa ngurusin anak dan
suami, dalam artian ya berbakti pada keluarga”
Mar : “Mar mengerti bu, Mar juga ingin jadi istri yang
baik dan berbakti pada suami, tapi di sisi lain Mar juga ingin mencari
pengalaman dan ilmu yang banyak, sapa tau suatu saat bermanfaat manakala Mar
pingin cari kerja, ya to bu? “
Ibu : “Yang dikhawatirkan gini lo nduk, umurmukan
sudah 22 tahun, kalau kamu ga cepet-cepet nikah, nanti kamu jadi perawan tua
dan susah punya anak”
Mar : “Tapi bu…”
Ibu : “Sudahlah nduk, mending kamu turuti saja apa
kata bapakmu, to maksud bapakmu untuk menjodohkanmu itu baik, ingat usiamu
nduk”
Narator
Mar hanya membisu manakala mendengar penjelasan dari
ibunya. Tak lama kemudian, dari dalam rumah terdengar suara bapak
memanggil-manggil.
Adegan 2, Ibu, Bapak
Lagu
Bapak : “Bune…bu...bune, dimana to yo, dipanggil dari tadi
kok ga nyaut-nyaut, bune…(sambil berteriak)
Ibu : “Ada
apa to pak, kok teriak-teriak? “
Bapak : “La salahnya, dari tadi
dipanggilin kok ga denger”
Ibu : “Piye-piye, ada apa to? “
Bapak : “Ndak, aku tu cuma mau tanya, rumah segede ini kok ga
ada orangnya itu, pada kemana to? “
Ibu : “La wong cuma cari angin di belakang rumah kok
pak…pak…pake teriak-teriak segala”
Bapak : “Terus, Mar sekarang dimana? “
Ibu : “Ada dibelakang pak”
Bapak : “Yo wes, suruh kesini saja,
soalnya bapak ada perlu sama dia”
Ibu : “Sebentar ya pak, ibu
panggilkan Mar dulu”
Bapak : “Ho oh, cepet, ga usah
lama-lama? “
Narator
Ibu pun
beranjak pergi ke halaman belakang rumah untuk memanggil Mar. Dan tak lama
setelah itu Mar datang untuk memenuhi panggilan bapaknya.
Adegan 3, Bapak, Ibu dan Mar
Lagu
Bapak : “Rene to cah
ayu, bapak mau ngomong sama kamu”
Mar : “Ada apa to pak, kok
kelihatannya penting sekali? “
Bapak : “Ya memang
penting to nduk, inikan demi kebaikanmu”
Mar : “Masalah apa
to?”
Bapak : “Nduk, tadi bapak mampir ketempatnya pak lurah, kata pak
lurah dia sudah setuju”
Mar : (menghela
nafas) “Hah…mesti ini soal mas Bagas lagi? “
Bapak :
“Tak bilangin yo nduk, Bagas itu orangnya ganteng, pengusaha sukses. Kita itu…
kalau mau mencari jodoh, harus melihat dari bobot, bibit dan bebetnya
Mar :
“Tapi pak, kata temen-temenku, mas Bagas itu suka gonta-ganti pacar”
Bapak :
“Itu rak baru denger dari temen-temenmu”
Ibu : “Iya nduk, sapa tau
temen-temenmu salah”
Mar : “Tapi bu, kalau itu benar,
apa bapak sama ibu tega kalau Mar nanti sakit hati? Kalau nanti Mar jadi
istrinya terus dia main serong, apa bapak ibu rela? (diam sejenak menarik
nafas) Mar itu belum mau menikah, Mar masih kecil, Mar masih ingin meneruskan
sekolah pak“ (berontak)
Bapak :
(marah) “Kamu sekarang sudah berani to melawan bapakmu, cah wedok dikandani kok
ngeyel, pokoknya bapak ga mau tau, kamu harus terima pinangan Bagas anaknya pak
lurah.
Mar : “Mar ga mau pak, Mar kan
sudah bilang, Mar itu masih mau sekolah”
Bapak : “Pokoknya kamu harus terima”
Mar : “Terserah bapak, pokoknya
Mar tetap tidak mau dilamar ataupun menikah sama mas Bagas” (beranjak pergi
menuju kamarnya dan membanting pintu)
Bapak : “Dasar anak tidak tau terima
kasih” (batuk-batuk karena sakitnya kumat)
Ibu : “Sudah to pak, sudah…ingat
penyakitmu nanti kumat lagi”
Bapak : (masih terbatuk-batuk)
Narator
Suasana
rumah yang awalnya adem ayem mendadak panas. Mar dan bapaknya terlibat
pertengkaran, karena perjodohan yang dilakukan oleh bapaknya. Perihal
perjodohan dengan Bagas anak bapak lurah di desa geblakan, tamantirto, kasihan,
bantul, Yogyakarta. Berita tentang lamaran itupun tersebar luas dengan cepat
dan akhirnya menjadi bahan perbincangan penduduk geblakan.
Adegan 4, Tyas, Fifi, Dara
Lagu
Tyas :
“Eh sudah tau belum?”
Dara :
“Tau apanya?”
Fifi :
“Iya nih, ada apa to?’
Tyas :
“Ini lo, kabarnya mas Bagas anaknya pak lurah mau menikah lo?”
Dara : “Menikah? Masak sih?”
Tyas : “Iya”
Fifi :
“Emang siapa to calonnya?”
Tyas : “Si Mar, anaknya pak Sugeng”
Dara : (sedikit mengejek) Ha…Si Mar,
ga salah apa? Diakan cuma tamat SMA”
Fifi : “Iya, miskin lagi, apa pak
lurah ga malu punya menantu dia”
Tyas : “Ya itu yang aku bingungkan,
apa jangan-jangan Mar main guna-guna ya?”
Lia : “Ah kamu itu ada-ada saja,
mana mungkin Mar begitu, bukannya memang dari dulu mas Bagas selalu
mengejar-ngejar Mar”
Fifi : “Tapi Ning, sapa tau War
benar”
Lia : “Ga mungkin, orang aku tau
sendiri kalau Mar itu ga cinta sama mas Abid, Mar itu cuma pingin meneruskan
sekolah tapi bapaknya tidak mengijinkan”
Tyas :
“Sapa tau saja Mar berkata begitu cuma di depan kamu saja Yul, ya ga teman-teman?”
Semua : “Iya, he eh”
Lia : “Pokoknya ga mungkin, aku
tau siapa Mar, sudahlah, mending kita ngomongin yang lain saja, ga baik
ngomongin orang, pamali?”
Tyas : “Yo wes, akukan bermaksud
baik, aku cuma ingin kasih tau kalian saja kok” (sedikit ngambek dan ekpresi
cemberut)
Narator
War, Ning, Diah dan Yuli pun
mengakhiri perbincangan mereka menyangkut masalah pernikahan mas Bagas anaknya
pak lurah. Sementara itu di sisi lain, Abid selaku pimpinan perusahaan jasa pariwisata
terbesar di Jogja dan Nurito selaku kepala bagian penerimaan pegawai dan Ahmad
selaku kepala bagian pemasaran dan konsumen berbincang-bincang di sela-sela
waktu istirahat makan siang disekitar kantor mereka.
Adegan 5, Piko, Hasan, Fifi
Lagu
Piko :
“Ahmad?”
Hasan : “Ya ada apa pak?”
Piko : “Bagaimana perkembangan
perusahaan kita saat ini?”
Hasan :
“Wah, saat ini perusahaan kita berkembang sangat pesat pak, banyak pengunjung
yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri yang memanfaatkan jasa
pariwisata kita”
Piko :
“Oh ya?”
Hasan :
“Tentu saja pak”
Piko :
“Lalu bagaimana dengan pelayanan yang kita lakukan, apa memuaskan bagi mereka?”
Hasan :
“Alhamdulillah selama ini tidak pernah ada komplaint pak, kalaupun seandainya
saja ada, sudah barang tentu saya dan tim saya segera melakuan evaluasi dan
perbaikan kualitas pelayanan kita”
Piko : “Baguslah kalau begitu,
berarti menyangkut hal konsumen aman” (diam sejenak) “Terus kalau kamu Ito,
bagaimana dari segi karyawan kita, apa ada yang tidak memuaskan dari kinerja
mereka, atau malah kita butuh menambah karyawan lagi?”
Tama :
“Menurut saya, saat ini kita butuh tambahan karyawan pak, soalnya konsumen yang
menggunakan fasilitas jasa pariwisata kita semakin meningkat sedangkan sumber
daya manusia kita masih kurang”
Piko :
“Benar begitu?
Tama :
“Benar pak, apalagi bila menyambut hari libur tiba, banyak sekali wisatawan
yang datang ke jogja”
Piko :
“Kira-kira kita butuh tambahan karyawan baru berapa?”
Tama :
“Mengingat sebentar lagi akan datang liburan panjang, sepertinya kita butuh
tambahan karyawan 10 orang, 5 pegawai tetap dan 5 lagi itu freelance yang kapan
kita butuh dia bisa Bantu kita”
Piko :
“Ya sudah kalau begitu, segera saja kamu buat pengumumuman penerimaan pegawai
baru perusahaan kita”
Tama : “Baik pak”
Narator
Satu minggu berlalu semenjak
pertengkaran Mar dan bapaknya. Pagi itu bapak Mar alias pak Sugeng sedang pergi
ke sawah, sehingga yang ada dirumah tinggal Mar dan ibunya saja.
Adegan 6, Ibu, Mar
Lagu
Ibu :
“Mar, kamu mau kemana?”
Mar : “Mau main ketempat Yuli bu,
menghilangkan suntuk, sekalian cari informasi tentang lowongan pekerjaan”
Ibu : “Dengarkan ibu dulu to
nduk?”
Mar : “Mar males bu, ibu selalu
saja ngomong masalah yang sama”
Ibu :
“Nduk, bapakmu itu orangnya keras, ibu berharap kamu mau menerima pinangan
Bagas, jangan buat bapakmu marah terus Mar, kasihan nanti penyakit bapakmu
semakin parah”
Mar : “Ya terserah, toh itu
kemauan bapak sendiri”
Ibu :
“Tapi bapakmu itu sakit keras nduk, mbok kamu turuti saja permiantaan bapakmu
itu?”
Mar :
“Mar tetap ga mau bu, Mar itu maunya sekolah, terus kalau sudah lulus mau
bekerja dulu cari uang yang banyak, baru setelah itu menikah”
Ibu :
“Tapi nduk, kitakan butuh biaya besar untuk mengobati penyakit bapak, Bagaskan
pengusaha sukses”
Mar :
“Maksud ibu?”
Ibu :
“Ya…kalau nanti kamu jadi menikah dengan Bagas, paling ga kan bisa bantu-bantu pengobatan bapakmu”
Mar :
“Jadi bapak dan ibu menjodohkan Mar itu untuk menguras hartanya mas Bagas?”
Ibu :
“Bukan begitu nduk, mana mungkin bapak dan ibu setega itu, tapi kamukan tau
kalau akhir-akhir ini penyakit bapakmu semakin parah saja, ibu khawatir kalau
terjadi kenapa-kenapa sama bapak kalau tidak segera diobati”
Mar :
“Ibu kok ngomong begitu to, bapak itu tidak bakal kenapa-kenapa, bapak itu cuma
kecapean saja, makanya begitu, sudahlah bu, mending ibu ijinkan saja Mar
meneruskan sekolah biar nanti bisa dapat pekerjaan layak dan gajinya gede, jadi
bisa memenuhi kebutuhan keluarga kita, soal biaya sekolah biar Mar sambil
mencari pekerjaan sampingan”
Ibu : “Tapi nduk…”
Mar :
“Sudahlah bu, nanti saja kita bicarakan lagi, sekarang Mar mau ketempat Yuli,
ga enak, soalnya dia sudah menunggu Mar dari tadi
Ibu : “Mar…
Mar : “Mar pamit dulu bu,
assalamu’alaikum”
Ibu : “Wa’alaikumsalam”
Narator
Perlahan Mar
meninggalkan rumahnya menuju ketempat Yuli sahabat dekatnya. Di rumahnya
ternyata Yuli sedang mondar-mandir menunggu kedatangan Mar. Pasalnya sudah
hampir satu jam Mar belum juga datang menemuinya.
Adegan 7,
Mar, Yuli
Lagu
Yuli : “Mar kemana to, kok jam
segini belum datang juga ya, aduh…”
Mar : “Assalamu’laikum”
Yuli :
“Wa’alaikumsalam, akhirnya kamu datang juga to Mar, kemana saja to kamu kok
baru datang sekarang?”
Mar :
“Biasa Yul, diomeli sama ibukku soal mas Bagas anak pak lurah kita itu”
Yuli :
“Mesakke tenan koe Mar…mar…, piye…sido ora ngelamar kerjo bareng karo aku?”
Mar : “Ya jadilah Yul, bosan
menganggur dirumah terus”
Yuli : “Yo wes kalau begitu, surat lamarannya sudah
kamu buat belum?”
Mar : “Sudah, tinggal dikirimkan
saja”
Yuli : “Buruan lo Mar, waktunyakan
tinggal 3 hari lagi, nanti kamu telat lo”
Mar : “Besok rencananya aku kirim
Yul, sekalian belanja kepasar”
Yuli :
“Yo apik kui, ojo ditunda-tunda lagi. Oh ya, wawancaranya tanggal 21 lo Mar,
kamu bisa datang to?”
Mar : “Bisa”
Yuli : “Ntar berangkatnya bareng
karo aku yo?”
Mar : “Gampanglah Yul, bisa
diatur”
Yuli : “Tenan lo Mar, biar disana
nanti enak ada teman ngobrolnya”
Mar : “Yo…yo…”
Narator
Mar wawancara kerja tapi ketika
seleksi akhir gagal karena ijazahnya Cuma tamat sma, kemudian sakit bapaknya
tambah parah, ortu nyesal karena tidak menyekolahkannya dan diapun menerima
perjodohan. (seperti zaman siti nurbaya lagi)
#radio #drama
#radio #drama
6 comments:
HALLO KAK, SY IJIN MEMAKAI NASKAH INI YA, UNTUK TUGAS KULIAH..
Ojo sur
Permisi Kak, ijin memakai naskah ini untuk latihan komunitas teater kami dan diupload ke yutub ya kak, tapi tidak komersial kok. Terima KAsih
Ijin pake naskah buat tugas sekolah ya
Izin pake naskah kak buat tugas sekolah
Permisi kak, saya izin menggunakan naskah ini ya kak, untuk tugas kuliah
Post a Comment