welcome:selamat datang kembali ke Dunia Imaji Rey Samudra
dan kali ini akan mengetengahkan cerita imaji atau cerita seri SukuMaya yang ke-8
sebuah cerita imaji yang dilatarbelakangi oleh kecintaan terhadap kerajaan SukuMaya
dan didedikasikan untuk kerajaan melalui kisah-kisah yang direka dan dibuat berdasarkan imajinasi sang penulis.
Dengan harapan, setiap kisah yang mengalir ini bisa memberikan motivasi
kepada semua warga SukuMaya yang saya kasihi, saya cintai dan sayangi,
amin.
Dan dengan penuh rasa cinta, kasih dan sayang itulah, dengan bangga saya
persembahkan cerita seri yang ke-8 ini. selamat membaca.
----------------------------------------------------------------------------------------------
Saudaraku, sahabat yang paling baik ialah seseorang yang
memperbolehkan kita duduk dalam satu bangku secara bersama-sama tanpa
berkata apa-apa dan kemudian ia pulang dengan perasaan bahwa itulah
adalah moment yang paling hebat yang pernah ia alami bersama kita.Memang
benar kita tidak akan tahu apa yang telah kita punyai sehingga suatu
saat bisa saja kita akan kehilangannya dan juga benar bahwa kita tidak
tahu apa yang kita rindukan sehingga ia terkadang datang begitu saja
tanpa kita duga atau undang sebelumnya. Begitulah sahabat sejati, ialah
orang yang menegur kesilapan sahabatnya, memberi dukungan dikala kita
membutuhkan, bertutur kata lembut dan tegas dan mengambil berat akan
beban yang ditanggung oleh sahabatnya...itulah sahabat yang sebenar…..
Saudaraku, itulah kiranya kalimat pengantarku kali ini untuk semua warga
kerajaan SukuMaya yang juga aku cintai, sayangi dan kasihi ini.
Sepenggal kata yang mungkin tak banyak dari kita mengalaminya, ya,
sahabat sebenar memang sulit ditemukan dalam kehidupan nyata yang fana
ini. Dan lewat tulisan ini pulalah aku ingin menebar rasa cinta dan
kasih sayang lewat tutur kata yang mungkin sudah asing ditelinga kita.
Karena sejatinya, lewat tutur kata yang halus akan membentuk pribadi
yang halus, begitu pula sebaliknya.
***
Siang ini, kulihat saudaraku Sang Pemimpi (begitu gelar yang aku berikan
pada sosok salah satu warga kerajaan SukuMaya yang berperawakan tinggi
semampai, badan mantab berisi layaknya seorang model ini), ia tengah
bersandar di dada pohon Asam yang berdiri gagah dalam lautan panasnya
terik mentari, ya, sama persis dengan pemandangan yang aku lihat
beberapa tahun silam. Siangnyapun sama persis dengan siang kali ini,
hanya saja ketika itu mungkin memang tak sepanas relung hati Sang
Pemimpi, karena dia seperti hendak membabat habis nasib hidupnya yang
naik turun bagai roda pedati ini, seperti tengah membabat semak belukar,
habis namun kembali bertunas manakala diterba rintik-rintik hujan. Ah,
Sang pemimpi akhirnya lunglai dipelukan si dahan pohon Asam siang itu
ditemani angin yang semilir.
Melihat tidur pulasnya siang ini, aku jadi teringat surat wasiatnya
beberapa tahun lalu untuk semua warga kerajaan, yang pada akhirnya hanya
disimpan oleh seorang Paparazzi seperti diriku, seorang wartawan
ecek-ecek dari kerajaan SukuMaya tercinta. Masih sangat aku hafal
bagaimana bunyi surat wasiatnya “Saudaraku, kalau sampai tulisan ini
terbaca dan aku belum sempat melihat wajah kalian yang cantik dan
tampan, berarti aku stelah pergi dan mengembara dari kerajaan ini menuju
ke singgasana para dewa. Percayalah, aku tidak meninggalkan kalian
dalam kesesatan, tapi aku hendak mengembara menemui dan mencari pujaan
hatiku dan yakinlah kalau suatu saat aku akan kembali ke pelukan kalian.
Karena jika para dewi itu telah berani menggodaku, maka aku akan
mendatagi mereka tuk mempertanyakan ke seriusan mereka terhadapku. Aku
pamit saudara-saudaraku….”
Begitulah isi surat wasiat sang Pemimpi, tapi memang dasar Sang pemimpi,
surat wasiatnya ketika itu memang membuat semua warga hampir syok,
karena mengira si Pemimpi pastilah hendak mengakhiri hidupnya.Mengingat
nasibnya yang bagai roda pedati itu. Betapa tidak, tahun 2009 ia
berkenalan dengan seseorang yang mengaku bernama OE (bahasa kerennya sih
bisnis online), si OE inilah yang mengajak sang pemimpi untuk join ke
padepokannya. Alhasil bergabunglah ia dengan melakukan rutinitas latihan
beberapa jurus dan belajar menjadi petani disebuah perkebunan yang
terletak di dekat padepokan itu, namun apa boleh dikata, si OE malah
kabur membawa hasil panenan yang bernilai $76 itu, entah kemana dan
meninggalkan sang pemimpi tanpa kata-kata.
Dikhianati untuk yang pertama kali tidak membuat sang pemimpi patah
arang, ia berkenalan lagi dengan seseorang yang bernama PTC (alias paid
to click) yang juga berasal dari salah satu padepokan, namun apa mau
dikata karena sepertinya ada gelagat sosok yang hendak bertingkah
seperti si OE, maka, setelah mendapat upah super duper minim, cuma $0,5,
ya si Pemimpi mengundurkan diri dan mencari padepokan lain yang kiranya
lebih menjanjikan. Sampai akhirnya ia bertemu dengan si PTP (alias paid
to post forum) sebuah padepokan lumayan memiliki nama besar di jagad
raya, dari sanalah sang Pemimpi mulai menghasilkan dan meraup
pundit-pundi $ walau belum bisa dikatakan menjulang tinggi bak gunung
krakatau itu, namun paling tidak jauh lebih besar ketimbang bekerja di
beberapa padepokan sebelumnya.
Ada peristiwa unik ketika itu, Sang pemimpi seringkali dimarahi oleh
emaknya, lantaran tiap hari hanya menghabiskan waktunya mengurusi
perkebunan di padepokan PTP tanpa menyisakan sedikit waktunya untuk si
emak. Alhasil, demi tidak dimarahi oleh si emak, Sang pemimpi membagi
waktunya, imbang antara padepokan dan si emak biar semua senang, dan
diperolehlah uang dengan embel-embel juta. Meski dibilang hanya sesaat
meneguk pundi-pundi uang itu namun paling tidak bisa membuat si pemimpi
berlega hati, walau sekejap, karena semenjak ia membagi waktunya juga
untuk si emak, perkebunan itu terbengkalai dan ditutup. Dan setelah itu,
peristiwa serupa selalu mewarnai perjalanan hidup si pemimpi, ia
berkelanan dari satu padepokan ke padepokan lain, hingga akhirnya ia
menuliskan surat wasiat itu dan pergi ke singgasana dewa (sebuah tempat
yang di duga penuh kedamaian itu)
***
Itu peristiwa beberapa tahun silam tentang kisah perjalanan hidup sang
pemimpi, kini sebagai sahabat aku boleh berbangga hati karena semenjak
kepulangannya dari singgasana para dewa (atau lebih tepatnya sesuai
dengan janji yang ia tulis di surat wasiat waktu itu) sahabatku Sang
Pemimpi telah menemukan jalan hidupnya, kini ia menjadi sosok yang
dikenal di kerajaan SukuMaya, ia pun seringkali diminta untuk menjadi
seorang pembicara dalam berbagai pelatihan dan seminar yang diadakan di
kerajaan berkat pengalaman dari perjalanan hidupnya itu. Hem, Sang
Pemimpi tetaplah sang pemimpi sahabat kecilku itu, namun kini ia telah
menjadi Sang Pembicara.
***
Saudaraku, semua kisah tentang sang pemimpi mengandung hikmah yang
tiada terkira untuk kita, bahwasanya ketika berada di gurun yang
gersang, maka air dingin dan rumput yang menghijau akan sangat begitu
menggoda untuk dapat melepaskan dahaga berkepanjangan.Begitulah dalam
hidup ini, semuanya hanyalah tipuan dan harapan, maka dari itu, tugas
kita adalah memilih mana yang terbaik untuk kita.
Percayalah, sesungguhnya derita itulah makna hidup, bahagia ataupun
sedih, gembira atau terluka atau bahkan saat menyenangkan dan disaat
duka, semua adalah emosi yang mengisi kenangan yang sangat suci selama
perjalanan hidupmu. Engkau tau? Itulah cinta, kasih dan sayang yang
membuat harapan selalu ada demi pencapaian hidup yang lebih baik. Dan
inilah aku, saudaramu sekaligus sahabatmu yang apa adanya ini, yang akan
selalu ada menyertai perjuanganmu hingga akhir. Jadi bila kita mau
berusaha dan tak menyerah, dalam artian ketika kita jatuh namun selalu
berusaha untuk bangkit maka kesuksesan akan menyertaimu. Insya Allah.
-----------------------------------------------------------------------
Demikianlah kiranya kisah imaji yang aku persembahkan untuk kalian kali
ini saudaraku, semoga kisah ini bermanfaat dan sampai bertemu kembali di
kisah imaji berikutnya.
Dari Dunia Imaji Rey Samudra
sumber: http://www.sukumaya.com/threads/3202-Cerita-SukuMaya-seri-8-%28-Jatuh-Bangun-Aku-Mengejarmu%C2%85-%29
No comments:
Post a Comment