Memilih
untuk menjadi pribadi yang sulit jatuh hati adalah sebuah pilihan dan berbuntut
konsekuensi yang tak juga dapat diprediksi bagaimana akhirnya nanti. Itulah
kiranya konsekuensi yang harus diterima saudaraku. Apalagi ketika kita memutuskan
untuk berlabuh pada satu hati yang juga tengah hanyut. Ya, hati yang ternyata
sama-sama rindu untuk berlabuh. Dengan kata lain hatimu dan hatinya berhenti
pada perlabuhan ketika usia kalian taklah muda lagi. Hati-hati yang menjaga
hati sekian lama dan melewati banyak waktu. Sampai akhirnya memilih sendiri sampai
waktunya tiba. Sampai tanda-tanda alam menyibakkan tabir kelabunya dan kalian
sepakat untuk berlabuh.
Tahun
kian berganti dan kisah kalianpun terus mengalami ujian. Makin lama makin berat
ujiannya. Kisah terus berlanjut dan ujianpun tak
berhenti sampai disitu. Badai melanda keluarga kalian berdua. Badai yang
datangnya tanpa diundang dan sulit untuk dipadamkan. Badai yang membuat dada kalian
sesak hingga sulit untuk bernafas. Badai yang hampir saja merenggut orang yang
kalian sayangi. Dan mau tak mau membuat kalian harus mengambil keputusan
terbaik. Keputusan terbaik adalah salah satu dari kalian harus pergi sampai
pada waktu yang tak dapat kutentukan. Karena badai ini membuat kalian harus
berjuang sendiri-sendiri. Dengan kata lain salah satu dari kalian akhirnya
menyerah untuk bertahan pada ikatan yang kalian rajut karena tak dapat saling
membantu dan menguatkan.
Dan akhirnya diapun pergi dengan pesan terakhir "Maaf dinda, aku
menyerah. Aku ingin kamu bahagia". Dan setelah itu, hingga kurun waktu bertahun-tahun
lebih tak sekalipun dirimu mendengar kabar langsung darinya. kalianpun hilang
kontak. Badai kiranya tetap tak mereda atau pergi menjauh dari kehidupan kalian
meski kalian telah berpisah sehingga kalian hanya bisa memilih bungkam. Dan
bodohnya dirimu tetap setia menunggu dia kembali. Setidaknya dirimu
masih berharap dia kembali. Bukankah badai pasti berlalu? Dan dirimu yakin ada
masanya badai itu akan mereda.
Namun, ternyata rindu, penantian dan harapanmu sirna secara
bersamaan. Tak lama berselang dirimu mendapat kabar kalau dia kekasihmu
akhirnya memilih untuk berlabuh pada perempuan lain. Hancur, remuk, redam hatimu
kala itu. Disisi lain engkaupun tak dapat berbuat apa-apa karena kondisi yang
memang serba complicated. Dan akhirnya engkaupun memilih berduka, sendiri
dikamar sunyimu. Tangismu pun menitik. Namun tak ada yang dapat menyeka air matamu.
Aku yakin itu adalah moment yang sangat menyakitkan bagimu saudaraku. Aku bisa merasakan
itu.
Tapi, percayalah…
Melepas
kepergian orang yang kita sayangi memang menyakitkan. Tapi tidak bisa
mengikhlaskan kepergiannya itu lebih menyakitkan. #KamusReyOlogi_11
Jadi iklaskan
dia saudaraku. Mari kita kembali fitri lewat Syawal kali ini. Yakinlah, bahwa ini adalah cara Tuhan mengasihimu. Ia ingin terus
menjaga kesucian dan ketulusan cintamu. Dan percayalah bahwa ini mungkin memang
jawaban dari tiap do'amu pada Tuhan. Dan kiranya engkau telah lulus ujian kali
ini. Janganlah ada lagi duka, yang ada hanya do'a. Semoga dia berbahagia dengan
pilihan hatinya. Dan engkaupun berbahagia menanti belahan jiwamu yang
tengah dipersiapkan oleh Tuhan. Aaamin. Aku Berdo’a untukmu.
No comments:
Post a Comment